Solok – (KIM) – Dana Bantuan Operasional Sekolah/Satuan Pendidikan (BOSP) yang seharusnya dikelola dengan prinsip akuntabilitas dan transparansi kini kembali disorot. Dugaan penyimpangan dalam penggunaan dana BOSP di SMAN 2 Gunung Talang, Kabupaten Solok, menuai pertanyaan publik.
Berdasarkan data yang dihimpun dari tahun anggaran 2023 hingga tahap pertama 2025, sekolah tersebut menerima total dana BOSP sebesar Rp 1.744.994.569. Namun, beberapa komponen realisasi anggaran dinilai janggal dan menimbulkan kecurigaan masyarakat. Beberapa pos anggaran yang dipertanyakan antara lain:
Pengembangan Perpustakaan: Rp 340.690.525
Pengembangan Profesi Guru dan Tenaga Kependidikan: Rp 71.531.560
Langganan Daya dan Jasa: Rp 76.517.295
Perawatan Sarana dan Prasarana Sekolah: Rp 140.340.790
Pembayaran Honor PKL, Gizi, dan Kesehatan: Rp 60.390.000
Pembayaran Honor: Rp 211.560.000
Sejumlah pihak menduga adanya modus dari oknum pengguna anggaran bersama stafnya untuk memanipulasi laporan demi kepentingan pribadi. Dugaan ini semakin menguat setelah tidak adanya kejelasan saat dikonfirmasi oleh tim media.
Saat ditemui di ruang kerjanya pada Selasa, 14 Oktober 2025, Kepala SMAN 2 Gunung Talang, Syarifuddin, tampak kebingungan memberikan penjelasan. Ia beralasan masih baru menjabat dan belum memahami sepenuhnya rincian penggunaan dana tersebut.
Saya baru tiga bulan menjabat di sini. Mengenai realisasi penggunaan dana BOSP di tahun-tahun sebelumnya, tentu masih banyak yang belum saya pahami, ujar Syarifuddin kepada awak media.
Saat tim kembali melakukan konfirmasi melalui pesan WhatsApp, Kepala Sekolah menyatakan akan meneruskan pertanyaan tersebut kepada bendahara sekolah dan berjanji akan memberikan jawaban secepatnya.
Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi atau klarifikasi lanjutan dari pihak SMAN 2 Gunung Talang terkait dugaan penyimpangan dana BOSP tersebut.
(Tim)
